Activity

Promo

Event Calendar

Info Management

Article

Hall Of Fame

Latest Article

Tetap Sehat, Aman Dan Nyaman Selama Ramadhan Dan Lebaran

Wednesday, 20 May 2020

Tetap Sehat, Aman Dan Nyaman Selama Ramadhan Dan Lebaran

 

Para mitra dan leader ABE di seluruh Indonesia, sebentar lagi kita akan menyambut hari raya Iedul Fitri 1441 H. Hari raya akbar yang paling ditunggu dan istimewa di hati umat muslim di Indonesia dan seluruh dunia. Sebuah hari dimana rasa syukur berkelimpahan, silaturahmi disambungkan, persaudaraan yang berserak dikumpulkan.

 

Tapi tahun ini berbeda. Kali ini kita mengalami sebuah situasi wabah penyakit mematikan yang bagi sebagian besar orang belum pernah terbayangkan sebelumnya, Pandemi Covid-19.

 

Ramadhan kali ini sholat yang biasanya diutamakan dimesjid kini dirumahkan, mudik yang sebuah keharusan sekarang menjadi kekhawatiran. Bekerja yang dahulu harus absen finger print sebagai bukti fisik kehadiran sekarang tidak diperlukan. Mau belanja bisa googling sambil santai pake kaos dalam. Mau meeting cukup pakai aplikasi sambil mengajari anak mengerjakan PR yang penting.

 

Kita benar benar harus beradaptasi dalam sebuah situasi serba baru, yang kemungkinan besar akan berjalan cukup lama sehingga dapat merubah sendi-sendi kehidupan kita yang paling mendasar. Kita akan menghadapi "The New Normal". Tatanan baru yang asing dan aneh, tetapi akan menjadi normal dan biasa di masa masa mendatang.

 

Bagi sel-sel dan organ tubuh kita sebenarnya sudah setiap tahun mengalami perubahan mendasar sebagaimana kita harus beradaptasi menghadapi pandemi Covid-19 ini. Setiap tahun kita berpuasa Ramadhan, adalah perubahan besar bagi sel tubuh kita, yang 30 hari kemudian memasuki Iedul Fitri juga menimbulkan perubahan besar lagi dalam adaptasi sel tubuh kita. Puasa yang hakikatnya menyehatkan jiwa dan raga, kalau salah bersikap justru bisa mengundang bahaya. Tidak jarang pasien saya yang mengalami penyakit berat justru disaat berpuasa. Padahal sudah ratusan penelitian dilakukan oleh para ahli terkemuka membuktikan bahwa berpuasa akan menyehatkan kita, baik jiwa maupun raga. Lalu dimana masalahnya? Masalahnya adalah karena kita tidak mengerti cara nya dan justru terbalik melakukannya.

 

Puasa di hari hari pertama sangatlah berat, tubuh kita terkejut dengan rendahnya asupan kalori dan cairan yang biasa kita konsumsi satu hari sebelumnya. Anda akan merasa lemas, letih, lesu, sakit kepala, susah konsentrasi, mungkin mudah marah dan lain sebagainya. Persis seperti bagaimana kita diawal dulu menghadapi pandemi ini. Kaget diminta diam dirumah padahal biasanya bebas bepergian, sampai ada yang membuat video seakan akan pergi ke airport dan masuk ke pesawat, padahal sedang di dapur rumahnya. Tapi sekarang nampaknya sudah mulai banyak yang tidak terganggu bahkan mencari peluang baru dalam segala keterbatasannya, mereka beradaptasi.

 

Begitu juga tubuh kita, dalam beberapa hari saja tanpa anda sadari tubuh akan mulai beradaptasi, sakit kepala hilang diganti konsentrasi dan pikiran lebih tajam. Lemas hilang diganti badan menjadi terasa lebih ringan. Lesu hilang berganti menjadi proaktif mencari kegiatan bahkan ide-ide cemerlang bisa muncul dari pikiran kita saat berpuasa.

 

Apa sebenarnya yang terjadi di dalam sel dan organ tubuh kita? mereka beradaptasi. Mereka berkoordinasi untuk mencari sumber energi alternatif, membongkar makanan yang tertumpuk di gudang gudang penyimpanan seperti di hati dan sel-sel lemak, untuk diubah menjadi karbohidrat yang bisa dibakar sebagai sumber energi baru. Tiba tiba saja tanpa makan kita menjadi bertenaga. Pikiran menjadi tajam dan konsentrasi menjadi lebih baik. Tubuh kita memang sangat luar biasa, tentu saja karena kekuasaan Sang Pencipta.

 

Namun ada satu kondisi yang nyaris akan dialami oleh semua orang selama bulan puasa, yaitu sembelit. Buang air besar menjadi berkurang frekuensinya, bisa jadi dua hari sekali bahkan lebih. Keinginan untuk buang air besar pun berkurang. Ini terjadi karena tubuh kita beradaptasi mencoba menghemat air sehingga penyerapan air dari saluran cerna meningkat. Konsistensi feses (kotoran) kita menjadi lebih kering dan ditambah karena volume makanan yang masuk berkurang, gerakan usus pun melambat.

 

Tidak seperti kebutuhan energi yang bisa dicarikan alternatifnya oleh tubuh kita, kebutuhan cairan dan serat untuk membantu gerakan usus tidak ada alternatifnya. Harus dipasok dari luar, karena tubuh kita tidak bisa membuat serat sendiri, dan tidak bisa membuat air sendiri.

 

Serat tertentu apalagi yang bersifat larut air, akan menyimpan cadangan air di dalam usus sehingga konsistensi feses kita tetap lebih "basah", dan menjaga volume isi usus tetap besar sehingga dapat merangsang gerakan usus optimal dan buang air besar bisa lebih mudah. Serat lain yang tidak larut akan menjadi sumber makanan bagi bakteri baik di usus sehingga mereka tetap bisa berkembang dan memproduksi banyak sekali zat-zat bermanfaat bagi kesehatan kita, seperti enzim, vitamin dan lain sebagainya. Bakteri baik di usus bagaikan hewan peliharaan kita yang harus diberi makan, dengan begitu mereka akan selalu menjaga kita tetap fit dan bugar.

 

Cairan juga harus kita konsumsi secara benar, upayakan agar mendapat asupan 8 gelas perhari meskipun saat berpuasa. Bisa dengan rumus 2-4-2. Dua gelas saat berbuka, empat gelas diantara berbuka dan tidur, 2 gelas disaat sahur akan memenuhi kebutuhan minimal cairan kita, bila perlu anda dapat mengkonsumsi sedikit lebih banyak. Bila terlalu berlebihan hanya akan menyiksa kita karena pagi-pagi sudah akan bolak-balik ke toilet untuk buang air kecil. Karena selain menjaga tubuh tidak kekurangan air, dia juga akan akan selalu berusaha mempertahankan agar cairan tidak berlebihan.

 

Setelah sebulan penuh kita berpuasa, lalu datanglah hari raya, sayang kadang sebagian orang merayakannya secara berlebihan. Sehingga tidak jarang orang yang sehat selama berpuasa, justru jatuh sakit saat lebaran, karena tubuh yang telah beradaptasi dengan pembatasan asupan kalori, tiba tiba dibanjiri dengan sejumlah besar kalori, protein dan lemak dan tentu saja membuat sel-sel tubuh harus bekerja keras untuk beradaptasi kembali. Bila tubuh sudah lemah, maka adaptasi ini bisa gagal dan kita jatuh sakit.

 

Penting sekali untuk melakukan segala sesuatu sesuai batas kewajaran. Dan uniknya tubuh kita bekerja lebih baik dalam menghadapi kekurangan daripada menghadapi kelebihan. Kekurangan gizi pada saat puasa melepaskan hormon-hormon yang menyehatkan, sementara kelebihan gizi pada saat lebaran melepaskan hormon hormon stress dan menimbulkan masalah kesehatan.

 

Makanan yang berlebihan akan menyebabkan pengentalan darah dan meningkatkan resiko penyumbatan, yang tentu efeknya bisa cukup membahayakan tubuh. Oleh karena itu penting untuk menjaga aliran darah tetap baik selama puasa dan lebaran. Tetapi saya yakin, sulit sekali untuk menjaga asupan makanan di hari raya, karena semua anggota keluarga sedang bergembira akan melimpahnya makanan. Mempertahankan batasan asupan makanan di hari seperti ini tentu saja dapat menjadi sebuah penderitaan tersendiri.

 

Jadi apa yang sebaiknya dikonsumsi untuk mempertahankan asupan serat yang baik dan menjaga aliran darah tetap lancar selama puasa dan selama makan berlebihan saat lebaran tentu anda semua sudah tahu bukan? Konsumsi suplemen herbal kesayangan anda setiap hari Fiforlif dan Hirvero.

 

Jangan lupa untuk tetap menggunakan masker saat keluar rumah, menjaga jarak, rajin mencuci tangan dan Please stay at home, jangan mudik dulu, karena keluarga anda, orang tua, adik kakak dan semuanya, lebih mengharapkan kehadiran kasih sayang anda dari jauh daripada kehadiran fisik yang berpotensi memperluas dan memperlama wabah yang bisa membahayakan kita semua ini.

 

Selamat menjalankan puasa di hari hari terakhir, dan selamat menyambut Iedul Fitri yang paling istimewa di sepanjang hidup kita, Iedul Fitri di tengah Pandemi.

 

Sumber : Andri Havyatra Lubis Konsultan PT. ABE