Activity

Promo

Event Calendar

Info Management

Article

Hall Of Fame

Latest Article

Pengaruh Puasa Terhadap Microbiome Usus

Thursday, 23 February 2023

PENGARUH PUASA TERHADAP MICROBIOME USUS

Hallo Mitra ABE...,.

Menjalankan puasa Ramadan sebulan penuh adalah merupakan impian hampir semua umat muslim diseluruh dunia.

Sebagai bulan yang ke sembilan dalam kalender islam Hijriyah, ramadhan juga sangat dipercayaoleh umat islam sebagai bulan yang didalamnya berisikan banyak rangkaian ibadah dengan begitu banyak pahala kebaikan dan juga rangkaian kegiatan yang membuat tubuh menjadi jauh lebih sehat. Dibulan Ramadan tersebut seluruh umat muslim menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh serta adanya ibadah lain yang khas hanya ada di bulan Ramadan yaitu sholat Tarawih. Didalam ajaran agama Islam, Puasa Ramadan merupakan rukun Islam yang keempat.Sebegitu suci dan mulianya bulan tersebut, bulan yang sangat dinantikan oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia, oleh karenanya tidak sedikit kaum muslim yang mempersiapkan kesehatan diri dengan baik menyambut datangnya bulan Ramadan meskipun Puasa Ramadan ini adalah Ramadan yang sudah kesekian kalinya bagi kita semua.

Puasa atau yang biasa dikenal dengan Fasting, atau intermittent fasting, yaitu konsep diet berupa pembatasan makan antara 12-24 jam. Jenisnya bermacam-macam, seperti puasa berselang satu hari, pembatasan jam makan, dan puasa keagamaan, termasuk puasa Ramadan. Puasa Ramadan biasa dilakukan mulai dari matahari terbit hingga matahari terbenam selama bulan suci Ramadan, atau sekitar 29-30 hari. Sebelum matahari terbit, umat muslim melakukan kegiatan bersahur (makan kecil), sedangkan setelah matahari terbenam mereka berbuka puasa dengan makanan yang sedikit lebih berat porsinya.

Ada beberapa jenis intermittent fasting yang memperbolehkan minum air putih, namun puasa dalam agama Islam melarang minum dan makan selama berpuasa. Durasinya sekitar 11-22 jam per hari, tergantung lokasi geografis kita. Ternyata durasi puasa berefek penting pada proses fisiologis dan metabolik pada sampel percobaan. Studi terbaru menunjukkan bahwa puasa harian selama 13 jam pun meningkatkan kesehatan dan kelangsungan hidup sampel percobaan terlepas dari komposisi diet dan kalori. Namun, penelitian tersebut tidak menyelidiki perubahan microbiome usus selama puasa.
 


Penelitian terkait puasa atau Intermitten Fasting.

Untuk menindaklanjutinya, penelitian yang dimuat dijurnal BMC Microbiology pada 24 Maret 2020 mengukur efek perbedaan lama puasa harian dalam pembentukan microbiome usus pada sampel. Sampel-sampel tersebut berpuasa selama 12, 16 atau 20 jam sehari selama satu bulan (30 hari), lalu disediakan makan tanpa batasan pada bulan berikutnya.

Hasilnya, komposisi microbiome usus berubah pada semuajenis intermittent fasting. Namun, berpuasa selama 16 jam menunjukkan perubahan paling signifikan dengan peningkatan jumlah bakteri akkermansia dan penurunan kadar bakteri Alistipes. Terkait asupan makanan secara kumulatif, tidak ada perubahan berarti pada sampel yang berpuasa selama 12 jam, tapi berkurang banyak pada kelompok 16 jam dan 20 jam.

Pada studi sebelumnya, peningkatan Akkermansia muciniphila diasosiasikan dengan perbaikan metabolik, termasuk berkurangnya akumulasi trigliserida di hati dan meredanya inflamasi di usus. Sementara itu, penurunan kadar Alistipes tampak memperbaiki inflamasi usus.

Temuan ini menunjukkan bahwa efek positif intermittent fasting terhadap kesehatan mungkin berkaitan dengan perubahan microbiome usus selama berpuasa. Khususnya, peningkatan spesies bakteri yang dianggap bersifat antiinflamasi serta penurunan spesies yang bersifat proinflamasi. Hasil studi tersebut mendukung pendapat bahwa lama puasa perlu dipertimbangkan saat intermittent fasting digunakan sebagai strategi untuk mengintervensi pembentukan microbiome usus.

Perubahan microbiome usus saat puasa dan efeknya terhadap obesitas.

Menurut studi yang dipublikasi dijurnal Turkish journal of Gastroenterology pada 30 Desember 2019, sampel kotoran partisipasi yang diambil di akhir Ramadan menunjukkan meningkatnya bakteri baik Bacteroides fragilis dan Akkermansia muciniphila. Ada 3-5% bakteri Akkermansia pada microbiome orang sehat, tapi proporsi tersebut lebih rendah pada orang yang obesitas. Peneliti berpendapat bahwa, perubahan microbiome usus setelah puasa adalah karena ketahanan spesies bakteri baik seperti Bacteroides dan Akkermansia terhadap perubahan pola makan. Namun, pendapat ini perlu dikonfirmasi oelh studi berskala besar.

Studi tim Turki juga menonfirmasi hasil penelitian lain bahwa metaanalisi dan biomarker (penanda biologis) kesehatan metabolik selama puasa Ramadan menunjukkan manfaat terhadap kolesterol jahat (LDL) dan kadar glukosa. Namun, biasanya serum trigliserida dan kolesterol baik tidak berubah.

Penelitian lain yang dimuat dijurnal Cell Metebolism pada 3 Oktober 2017 menunjukkan bukti lain, bahwa intermitten fasting mengubah microbiome usus. Perubahan fungsi microbiome tersebut mendorong transisi jaringan adipose (lemak) putih menjadi cokelat (lemak krem), yang merupakan reaksi yang menguntungkan.

Produk fermentasi microbiome usus seperti asetat dan laktat pun meningkat saat puasa. Nah, produk tersebut yang terjadi di lemak krem memperbaiki obesitas, resistansi insulin, serta hepatic steatosis (perlemakan hati).

Bagaimanapun, perlu diingat bahwa perubahan microbiome berlangsung dalam jangka pendek. Efeknya hilang setelah puasa selesai dan kembali ke pola makan seperti biasa. Apalagi kalau kita kalap makan ini-itu saaat lebaran.

Manfaat puasa bagi tubuh.

Puasa pada bulan Ramadhan bukan hanya memberi dampak untuk kehidupan spiritual, namun juga fisik. Puasa dapat mengubah gaya hidup lebih baik, melalui puasa seseorang juga dapat mengubah pola makan sehingga dapat berdampak pada berat badan. Puasa juga dapat membuat tubuh terbiasa untuk tidak memiliki jadwal mengkonsumsi cemilan.

Perubahan metabolisme tubuh selama bulan puasa.

Respon tubuh selama puasa tergantung kepada panjang puasa yang dilakukan. Setelah tubuh mencerna dan menyerap nutrisi pada makanan dari waktu terakhir makan, maka selanjutnya tubuh tidak mendapatkan asupan makanan selama 8-12 jam. Pada kondisi puasa tubuh harus bergantung pada nutrisi yang disimpan untuk energi.

Terjadi perubahan hormon pada tubuh untuk dapat memanfaatkan nutrisi yang tersimpan dan menjaga kadar glukosa dalam darah agar tetap stabil. Sebagai contoh adalah hormon insulin yang berfungsi memberikan sinyal pada sel tubuh agar mengambil dan menggunakan glukosa dari darah. Selama puasa, tubuh akan mengurangi produksi insulin dan memperbanyak hormon lain yang membantu tubuh untuk mengambil glukosa dan lemak yang tersimpan pada tubuh. Glukosa dan lemak yang tersimpan digunakan untuk membentuk energi selama tubuh tidak mendapatkan asupan makanan.

Perubahan pola makan dan pola tidur selama bulan Ramadan juga kemungkinan dapat memberikan beberapa dampak bagi kesehatan. Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang perlu diantisipasi akan muncul selama bulan puasa :

1. Masalah pada pencernaan. Seseorang yang mengkonsumsi obat untuk gangguan pencernaan, seperti antasida atau golongan penghambat proton pump direkomendasikan untuk terus mengkonsumsi. Obat dapat dikonsumsi ketika sahur. Untuk mencegah nyeri pada perut atau bersendawa dapat dibantu dengan makan secukupnya dan menghindari makanan berminyak, digoreng, atau sangat pedas. Mengurangi asupan kafein dan berhenti merokok juga dapat membantu mengurangi masalah pencernaan.

- Mengkonsumsi makanan mengandung susu yang rendah lemak
- Mengkonsumsi cairan secukupnya dan membatasi mengkonsumsi minuman yang mengandung tinggi gula dan bersifat diuretik seperti teh, kopi, dan soda

Berikut rekomendasi makanan yang dapat dipersiapkan untuk dikonsumsi ketika saat sahur dan berbuka :
- Pada waktu sahur tidak perlu mengkonsumsi makanan secara berlebihan, namun direkomendasikan untuk mengkonsumsi makanan yang dapat memberikan energi.
- Mengkonsumsi makanan yang dapat berfungsi untuk menunda lapar dan memperpanjang rasa kenyang, seperti biji-bijian, protein, buah-buahan, sayuran, dan makanan rendah lemak.
- Pada saat waktu berbuka direkomendasikan untuk memperbanyak konsumsi buah-buahan. Pada saat berbuka tidak direkomendasikan untuk mengkonsumsi makanan secara berlebihan.
- Pada saat sahur dan berbuka hendaknya menghindari makanan yang digoreng, mengandung tinggi gula, dan tinggi lemak
 

Pada orang yang memiliki kondisi kesehatan khusus seperti diabetes melitus, gangguan fungsi jantung, gangguan fungsi ginjal, dan penyakit lambung kronis direkomendasikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk puasa. Dokter akan mengevaluasi kondisi kesehatan dan menentukan untuk bisa ikut berpuasa atau tidak. Memaksakan puasa di tengah kondisi kesehatan yang buruk akan dapat menyebabkan dampak buruk pada kesehatan.


Sumber :
Vivahealth (tetap sehat selama berpuasa), nusantics (Apa pengaruh puasa terhadap microbiome usus kamu)

Mitra ABE...,.

Puasa dalam jangka waktu yang panjang sangat berhubungan langsung dengan sistem pencernaan, oleh karenanya penting bagi kita untuk peduli terhadap kesehatan sistem pencernaan kita. Puasa sudah lama dikenal baik untuk kesehatan, sehingga tidak perlu diragukan lagi akan manfaat berpuasa bagi kesehatan.

Nah, seperti yang direkomendasikan dari artikel diatas, bahwa pada waktu sahur tidak perlu menonsumsi makanan secara berlebihan, begitupun pada saat berbuka puasa tidak direkomendasikan untuk mengonsumsi makanan secara berlebihan.

Artinya, kita tentu telah mengetahui ilmu berpuasa yang baik dan benar, tentu saja lebih baik bila anda tidak hanya menahan hawa nafsu sejak imsak sampai berbuka, tetapi juga menahan hawa nafsu untuk makan berlebihan setelah berbuka. Sehingga anda bisa menjalani puasa dengan maksimal dan sampai setelah iedul fitri tiba anda bisa tetap fit, berat badan anda berkurang, dapat menikmati silaturahim dengan keluarga besar dalam keadaan sehat walafiat, bahkan lebih sehat daripada sebelumnya.

Seperti diketahui bersama, didalam sistem pencernaan kita juga sangat membutuhkan Probiotik, dan Prebiotik.

Probiotik yaitu sekumpulan bakteri baik untuk melawan bakteri jahat yang telah masuk ke dalam usus. Probiotik mempunyai peran penting dalam membantu proses pencernaan serta meningkatkan fungsi penyerapan nutrisi yang meningkatkan kekebalan tubuh. Bakteri jahat adalah bakteri yang lebih banyak didapatkan dari luar tubuh dan bisa mengakibatkan infeksi. Untungnya, tidak terlalu banyak jenis bakteri yang bersifat merugikan dan buruk bagi kesehatan. Namun ketika tubuh terinfeksi bakteri yang bersifat jahat, maka dapat menyebabkan berbagai penyakit, bahkan kematian. Sementara Prebiotik adalah makanan (tinggi serat) sebagai asupan probiotik atau bakteri baik tersebut.

Saking banyaknya bakteri di lingkungan kita, Anda tidak mungkin hidup tanpa bakteri dan tidak bisa menghindari bakteri. Berikut adalah jenis bakteri jahat yang paling sering menginfeksi tubuh dan menyebabkan berbagai penyakit.

Berbagai bakteri jahat didalam tubuh kita, seperti Clostridia (bakteri yang tinggal di usus orang dewasa dan bayi baru lahir), Streptococcus, Staphylococci, Listeria monocytogenes, Bacillus, yersinia, shigella, salmonella, campylobacter, serta E.colli.

Beragam jenis bakteri baik di dalam usus yang bisa menguntungkan tubuh Anda, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus salivarius, Lactobacillus rhamnosus, Lactobacillus plantarum, Streptococcus thermophiles, Saccharomyces boulardii, Bifidobacteria, Bifidobacterium bifidum, Bifidobacteria lactis, dan lain-lain.
 


Fiforlif yang dikonsumsi saat sahur membantu membuat anda lebih kenyang begitupun jika dikonsumsi saat berbuka puasa sehingga tidak tergoda untuk terus menerus mengkonsumsi snack ataupun makan besar di malam hari. Kandungan seratnya dapat membantu sebagian orang yang mengalami sulit buang air besar saat berpuasa. Banyak yang mengalami gangguan pencernaan karena asupan cairan yang berkurang serta konsumsi makanan yang tinggi lemak dan rendah serat disaat berpuasa.

Fiforlif merupakan minuman jus yang kaya akan serat dan zat gizi untuk memelihara sistem pencernaan tetap sehat dan berfungsi normal. Dibuat dengan bahan-bahan sayuran dan buah-buahan berkualitas tinggi, kandungan serat di dalam fiforlif dapat membantu mempertahankan / memelihara fungsi saluran pencernaan khususnya kolon (usus besar). Fiforlif mengandung Probiotik dan Prebiotik yang sangat dibutuhkan tubuh.

Fiforlif sangat membantu dalam mengikat lemak yang terus mengotori saluran pencernaan yang menjadi penghambat penyerapan zat gizi makanan. Fiforlif adalah jus kaya serat dan gizi yang sangat menyegarkan dan mengkonsumsi fiforlif disarankan untuk tetap memperbanyak minum air mineral (8-10 gelas atau 2 liter per hari sesuai anjuran pakar kesehatan).

Manfaat Fiforlif :
- Membantu memudahkan buang air besar
- Membantu mempertahankan atau memelihara fungsi saluran pencernaan
- Membantu menurunkan kadar kolesterol darah, jika disertai diet lemak jenuh dan rendah kolesterol
- Menjaga tubuh lebih sehat sehingga dapat mencegah penyakit